Kemiskinan dan Kesenjangan
NAMA       : Lucky Dzikra Mauludy
NPM           :
23215862
KELAS       :
1EB17
Konsep dan Pengertian Kemiskinan
Konsep
Kemiskinan
Dalam suatu
masyarakat mungkin tidak ada yang miskin, tapi kesenjangan masih dapat terjadi
di dalam masyarakat tersebut. Sebagian besar dari penduduk miskin ini tinggal diperdesaan
dengan mata pencaharian pokok dibidang-bidang pertanian dan kegiatan-kegiatan
lainnya yang erat hubungannya dengan sektor ekonomi tradisional tersebut.
Kehidupan mereka bergantung pada pola pertanian yang subsistem, baik petani
kecil atau pun buruh tani yang berpenghasilan rendah, ataupun bekerja dalam
sektor jasa kecil-kecilan dan berpenghasilan pas-pasan. Fenomena banyaknya
urbanisasi penduduk desa ke kota menunjukkan bahwa adanya ketidakmerataan
pembangunan di perdesaan. Terbatasnya fasilitas umum, kecilnya pendapatan, dan
terbatasnya pekerjaan dan mencari kehidupan lebih baik menjadi alasan
urbanisasi ini. Permasalahan tersebut menyiratkan adanya ketidakmerataan dan
kesenjangan antara perdesaan dan perkotaan.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Garis Kemisikinan
Garis kemiskinan atau batas
kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang dianggap
perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi
di suatu negara. Dalam praktiknya, pemahaman resmi atau umum masyarakat
mengenai garis kemiskinan (dan juga definisi kemiskinan) lebih tinggi
di negara maju daripada di negara
berkembang.
Hampir setiap masyarakat memiliki rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Garis
kemiskinan berguna sebagai perangkat ekonomi yang dapat digunakan untuk mengukur
rakyat miskin dan mempertimbangkan pembaharuan sosio-ekonomi, misalnya seperti
program peningkatan kesejahteraan dan asuransi pengangguran untuk menanggulangi kemiskinan.
Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
- penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan.
 - penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga.
 - penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya.
 - penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.
 - penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
 
Dampak Kemiskinan
Dampak kemiskinan begitu bervariasi karena kondisi dan penyebab yang
berbeda memunculkan akibat yang berbeda juga.
Pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan, berhubung pendidikan dan
keterampilan merupakan hal yang sulit diraih masyarakat, maka masyarakat sulit
untuk berkembang dan mencari pekerjaan  yang layak untuk memenuhi
kebutuhan.
Kriminalitas merupakan dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan mencari
nafkah mengakibatkan orang lupa diri sehingga mencari jalan cepat tanpa
memedulikan halal atau haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi kebutuhan.
Misalnya saja perampokan, penodongan, pencurian, penipuan, pembegalan,
penjambretan dan masih banyak lagi contoh kriminalitas yang bersumber dari
kemiskinan.
Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan sudah pasti merupakan dampak
kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus sekolah
karena tak lagi mampu membiayai sekolah.
Kesehatan sulit untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi
sehari-hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya.
Belum lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak
dapat dijangkau masyarakat miskin. Ini menyebabkan gizi buruk atau banyaknya
penyakit yang menyebar.
Buruknya generasi penerus adalah dampak yang berbahaya akibat kemiskinan.
Jika anak-anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan ada
gangguan pada anak-anak itu sendiri seperti gangguan pada perkembangan mental,
fisik dan cara berfikir mereka. Ini dapat menyebabkan mereka terjebak dalam
kesulitan hingga dewasa dan berdampak pada generasi penerusnya.
Pertumbuhan Kesenjangan dan Kemiskinan
·        
Hubungan antara
Pertumbuhan dan Kesenjangan
Data decade 1970an dan 1980an
mengenai pertumbuhan ekonomi dan distribusi di banyak Negara berkembang,
terutama Negara-negara dengan proses pembangunan ekonomi yang tinggi, seperti
Indonesia, menunjukkan seakan-akan ada korelasi positif antara laju pertumbuhan
dan tingkat kesenjangan ekonomi: semakin tinggi pertumbuhan PDB atau semakin
besar pendapatan per kapita semakin besar perbedaan antara kaum miskin dan kaum
kaya. Semakin besar ketimpangan distribusi pendapatan disebabkan oleh
pergeseran demografi, perubahan pasar buruh dan perubahan kebijakan
public.  Dalam perubahan pasar buruh, membesarnya kesenjangan pendapatan
dari kepala keluarga dan semakin besarnya pendapatan dari istri dalam jumlah
pendapatan keluarga merupakan dua factor penyebab penting.
·        
Hubungan antara
Pertumbuhan dan Kemiskinan
Dasar teori dari korelasi antara
pertumbuhan dan kemiskinan tidak berbeda dengan kasus pertumbuhan dengan
ketimpangan, seperti yang telah dibahas di atas.  Mengikuti hipotesis
Kuznets, pada tahap awal proses pembangunan tingkat kemiskinan cenderung
meningkat, dan saat mendekati tahap akhir pembangunan jumlah orang miskin
berangsur berkurang.  Namun banyak factor lain selain pertumbuhan yang
juga mempunyai pengaruh besar terhadap tingkat kemiskinan di suatu
wilayah/Negara seperti struktur pendidikan tenaga kerja dan struktur ekonomi.
Beberapa Indikator Kesenjangan dan
Kemiskinan
1. Indikator Kesenjangan
Ada sejumlah cara untuk
mengukur  tingkat  kesenjangan dalam distribusi pendapatan yang
dibagi ke dalam dua kelompok pendekatan, yakni axiomatic dan stochastic
dominance. Yang sering digunakan dalam  literatur adalah dari kelompok
pendekatan pertama dengan tiga alat ukur, yaitu the Generalized Entropy(GE),
ukuran Atkinson, dan Koefisien Gini. Yang paling sering dipakai adalah
koefisien gini. 
2. Indikator Kemiskinan
Karena adanya perbedaan lokasi dan
standar kebutuhan hidup batas garis kemiskinan yang digunakan setiap negara
berbeda-beda. Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan batas miskin dari
besarnya rupiah yang dibelanjakan per kapita sebulan untuk memenuhi
kebutuhan  minimum  makanan dan bukan makanan (BPS, 1994). Untuk
kebutuhan minimum  makanan digunakan patokan 2.100 kalori per hari.
Sedangkan  pengeluaran kebutuhan  minimum  bukan 
makanan  meliputi pengeluaran  untuk perumahan, sandang, serta aneka
barang dan jasa. 
Kemiskinan di Indonesia
Antara pertengahan tahun 1960-an sampai tahun
1996, waktu Indonesia berada dibawah kepemimpinan Pemerintahan Orde Baru Suharto, tingkat kemiskinan di
Indonesia menurun drastis - baik di desa maupun di kota - karena pertumbuhan
ekonomi yang cukup kuat dan adanya program-program penanggulangan kemiskinan
yang efisien. Namun, ketika pada tahun 1990-an Krisis Finansial Asia terjadi, tingkat kemiskinan melejit tinggi, dari 11
persen menjadi 19.9 persen di akhir tahun 1998, yang berarti prestasi yang
sudah diraih Orde Baru hancur seketika.
Faktor
- faktor Penyebab Kemiskinan
- Tingkat pendidikan yang rendah
 - Produktivitas tenaga kerja rendah
 - Tingkat upah yang rendah
 - Distribusi pendapatan yang tidak seimbang
 - Kesempatan kerja yang sedikit
 - Kwalitas sumber daya manusia masih rendah
 - Penggunaan teknologi masih kurang
 - Etos kerja dan motivasi pekerja yang rendah
 - Kultur/budaya (tradisi)
 - Politik yang belum stabil
 
Kebijakan Anti
kemiskinan
Kebijakan lembaga dunia mencakup World Bank, ADB, UNDP, ILO, dsb.
World bank (1990) peprangan melawan kemiskinan melalui:
·         
Pertumbuhan
ekonomi yang luas dan menciptakan lapangan kerja yang padat karya
·         
Pengembangan
SDM
·         
Membuat
jaringan pengaman social bagi penduduk miskin yang tidak mampu memperoleh dan
menikmati pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja serta pengembangan SDM sebagai
akibat dari cacat fisik dan mental, bencana, konflik social atau wilayah yang
terisolasi
·         
World bank
(2000) memberikan resep baru dalam memerangi kemiskinan dengan 3 pilar:
·         
Pemberdayaan
yaitu proses peningkatan kapasitas penduduk miskin untuk mempengaruhi
lembaga-lembaga pemerintah yang mempengaruhi kehidupan mereka dengan memperkuat
partisipasi mereka dalam proses politik dan pengambilan keputusan tingkat
local.
·         
Keamanan yaitu
proteksi bagi orang miskin terhadap goncangan yang merugikan melalui manajemen
yang lebih baik dalam menangani goncangan ekonomi makrodan jaringan pengaman
yang lebih komprehensif.
·         
Kesempatan
yaitu proses peningkatan akses kaum miskin terhadap modal fisik dan modal
manusia dan peningkatan tingkat pengembalian dari asset asset tersebut.
·         
ADB (1999)
menyatakan ada 3 pilar untuk mengentaskan kemiskinan:
·         
Pertumbuhan
berkelanjutan yang prokemiskinan
·         
Pengembangan
social yang mencakup: pengembangan SDM, modal social, perbaikan status perempuan,
dan perlindungan social
·         
Manajemen
ekonomi makro dan pemerintahan yang baik yang dibutuhkan untuk mencapai
keberhasilan.
·        
Factor
tambahan:
·         
Pembersihan
polusi udara dan air kota-kota besar
·         
Reboisasi
hutan, penumbuhan SDM, dan perbaikan tanah
Strategi oleh pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan:
- Jangka pendek yaitu membangun sector pertanian, usaha kecil dan ekonomi pedesaan.
 - Jangka menengah dan panjang mencakup:
 
- Pembangunan dan penguatan sector swasta
 - Kerjasama regional
 - Manajemen APBN dan administrasi
 - Desentralisasi
 - Pendidikan dan kesehatan
 - Penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan
 - Pembagian tanah pertanian yang merata
 
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan http://mariyammariya.blogspot.com/2015/04/konsep-dan-pengertian-kemiskinan.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Garis_kemiskinan https://saefakipratiwi.wordpress.com/2012/03/08/dampak-kemiskinan/ https://andinurhasanah.wordpress.com/2012/11/08/kemiskinan-dan-kesenjangan/
http://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/kemiskinan/item301
http://usernamesintia.blogspot.com/2015/04/kebijakan-anti-kemiskinan.html
Komentar
Posting Komentar